Wednesday, March 25, 2009

PERKIRAAN DAN ANTISIPASI TERHADAP MASYARAKAT MASA DEPAN


PERKIRAAN DAN ANTISIPASI TERHADAP MASYARAKAT MASA DEPAN
Oleh: M. Nurruddin Zanky, S.Pd

Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Salam sejahtera bagi yang beragama lain.

Sebuah kalimat dalam Al-Quran surat An-Nisaa “Hendaklah kalian khawatir akan meninggalkan anak keturunan yang lemah, yang hidup sesudah kalian” merupakan suatu landasan yang tepat ketika kita membahas permasalahan tentang perkiraan masyarakat masa depan. Kita semua tahu bahwa masyarakat Indonesia saat ini sedang mengalami krisis multidemensi. Tidak hanya ekonomi tetapi moral, etiket, kepercayaan, keyakinan, toleransi, kepercayaan dan juga krisis alat untuk mencapai kemajuan dimasa yang akan datang yakni dunia pendidikan. Krisis yang berkepanjangan ini membuat bangsa ini semakin jauh tertinggal dari negara-negara lain. Kalau tidak kita yang merubah siapa lagi? Apakah akan kita biarkan anak cucu kita nantinya hidup dalam kesusahan? Relakah kita melihat anak cucu kita hidup dalam celaan bangsa lain yang terbungkus dalam senyuman? Tidak sedihkan kita ketika kita mendengar jerit tangis anak cucu kita dari liang lahat? Sementara kita sebenarnya mampu untuk melakukan suatu perubahan.

Kita butuh orang-orang yang mau bekerja keras. Kita butuh orang-orang yang mau mengorbankan sebagian waktunya untuk melakukan suatu perubahan. Kita butuh orang-orang yang memiliki mimpi besar dan tidak gampang putus asa dalam setiap kegagalan yang ia terima. Mimpi itu akan menjadi bara api dalam diri kita sehingga cahaya kehidupan tidak akan pernah padam itulah yang biasa disebut dengan motivasi.

Bangsa yang besar berawal dari pemikiran rakyatnya yang briliant, yang bisa merubah sesuatu yang biasa menjadi luar biasa, yang peka terhadap kondisi saat ini dan bisa memperkirakan situasi yang akan terjadi dimasa datang (berdasarkan logika dan kenyataan hidup bukan magis). Seorang tokoh besar John F Kennedy mengatakan “Those who look only to the past or present will miss in the future”. Oleh karenanya jika kita ingin masa depan bangsa kita, khususnya diri kita tidak ketinggalan dalam suatu persaingan kita harus mempersiapkan diri untuk menghadapi kenyataan hidup dimasa yang akan datang, karena itu merupakan keniscayaan yang harus kita hadapi.

Dalam bukunya Umar Tirtarahardja yang berjudul Pengantar Pendidikan mengemukakan pemikiran tentang masyarakat masa depan yakni:
1. Kecenderungan globalisasi yang makin kuat
2. Perkembangan IPTEK yang makin cepat
3. Perkembangan arus informasi yang makin padat
4. Adanya kebutuhan peningkatan layanan profesional

Kecenderungan globalisasi yang makin kuat. Globalisasi berasal dari kata global yang artinya utuh, menyeluruh. Globalisasi berarti menjadikan dunia menjadi satu keutuhan, seolah-olah dunia tidak terbatas oleh batas-batas negara. Berbagai macam dampak tentunya dapat kita perkirakan apa yang akan terjadi pada masyarakat jika globalisasi terjadi. Globalisasi yang terjadi saat ini saja kita sudah dapat melihat berbagai macam dampak yang terjadi di negara kita. Bangsa yang maju tentunya melihat ini adalah sebuah peluang. Sementara sebaliknya bangsa yang miskin tentunya merasa ini adalah sebuah ancaman. Tenaga kerja profesional telah banyak masuk di negara kita, hal ini pasti berdampak pada kurangnya kesempatan lapangan pekerjaan bagi masyarakat kita. Banyaknya perusahaan asing tentunya mereka membutuhkan tenaga kerja yang profesional dan mampu menyesuaikan dengan bahasa mereka, sementara banyak tenaga kerja kita yang terkendala oleh spesifikasi pekerjaan yang menjadi persyaratan.

Menurut Emil Salim terdapat empat bidang kekuatan gelombang globalisasi. Pertama bidang IPTEK, dimana perkembangan dewasa ini begitu cepat. Dengan adanya perkembangan IPTEK ini arus informasi begitu cepat. Batas negara seolah-olah sudah bukan merupakan kendala bagi orang yang akan menjalin komunikasi. Segala macam bentuk politik, sosial budaya atau yang lainnya dari berbagai macam wilayah dapat kita akses dengan mudah dapat kita akses dalam waktu yang sangat cepat, bahkan bersamaan dengan proses terjadinya. Kedua bidang ekonomi, ekonomi merupakan suatu persoalan yang sangat prinsip bagi setiap negara. Ekonomi dapat dikategorikan persoalan primer. Orang tidak akan bisa memikirkan yang lainnya sebelum kebutuhan ekonominya terpenuhi. Misalkan kebutuhan perut belum terpenuhi mereka tidak akan memikirkan politik. Globalisasi dalam masalah ekonomi dapat kita lihat dengan adanya kerja sama berbagai negara misalkan AFTA (ASEAN Free Trade Area) untuk negara-negara ASEAN, NAFTA untuk Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko. Ketiga bidang lingkungan hidup, dimana saat ini menjadi perhatian bangsa-bangsa di dunia. Kerusakan lingkungan pada suatu negara berdampak pada negara yang lain, sehingga bangsa-bangsa di dunia membahas tentang masalah ini. Pertemuan terbaru masalah lingkungan hidup diadakan diadakan di Bali yang membahas global warming yang dihadiri berbagai macam negara. Keempat bidang pendidikan, dimana termasuk di dalamnya adalah kebudayaan. Kerja sama antar negara dalam mengembangkan kebudayaan adalah baik. Namun yang menjadi suatu permasalahan, budaya lain yang tidak sesuai yang masuk tanpa adanya filter malah akan merusak tatanan budaya yang sudah ada.

Perkembangan IPTEK makin cepat. Francis Bacon mengatakan “Ilmu adalah kekuasaan” sehingga kita bisa mengatakan bahwa teknologi adalah suatu alat untuk mencapai kekuasaan. Kekuasaan akan teknologi bisa digunakan untuk berbagai kepentingan misalnya: kemaslahatan manusia atau bisa sebaliknya, memperkaya budaya atau sebaliknya, menjaga kelestarian alam atau malah sebaliknya. Ditinjau dari demensi agama kita juga bisa melihat bahwa hanya dengan ilmu kita bisa mengusai langit dan bumi. Seperti yang tercantum dalam kitab suci umat Islam “Hai segolongan Jin dan Manusia jika kalian semua mampu menguasai seluruh isi langit dan bumi maka kuasailah, kalian tidak akan mampu kecuali dengan ilmu pengetahuan”.

IPTEK yang berkembang semakin cepat telah mengubah banyak hal dari segi-segi kehidupan. Kehidupan masyarakat agraris mulai bergeser ke arah masyarakat industri, sistem pekerjaan padat karya (banyak menggunakan tenaga kerja manusia) mulai digantikan dengan sistem otomatisasi (dikerjakan menggunakan mesin), proses pendidikan yang dahulu dilaksanakan secara tradisional mulai mengalami suatu pergeseran dan tentunya masih banyak lagi pergeseran yang lain. Kesuanya itu adalah dampak dari perkembangan IPTEK.

Perkembangan IPTEK ini dapat dipandang sebagai peluang maupun tantangan. Hal tersebut tergantung dari siapa yang melihatnya. Bagi orang yang memiliki kemampuan untuk bersaing maka itu adalah sebuah peluang. Sementara bagi orang yang tidak memiliki kemampuan untuk bersaing maka itu adalah sebuah tantangan yang sangat besar yang bisa menyebabkan kekalahan semakin dalam. Adanya pemikiran tentang peluang dan tantangan ini seyogyanya bisa membuka mata kita untuk melihat dimana saat ini kita berada? Bagaimana dengan masyarakat bangsa kita?

Perkembangan arus komunikasi. Berbagai macam kemajuan yang terjadi selama ini mendorong perubahan masyarakat dari masyarakat agraris ke masyarakat industri dan dari masyarakat industri kemasyarakat informasi. Perubahan masyarakat tersebut dapat kita sebut dengan masa transisi. Sementara kita tahu bahwa masa transisi adalah masa yang mengandung banyak bahaya jika proses transisi tidak berjalan dengan benar. Masyarakat kita saat ini mengalami 2 masa transisi sekaligus, yaitu sebagian bergeser dari masyarakat agraris ke masyarakat industri dan sebagian dari masyarakat industri ke masyarakat informasi. Tentunya kita bisa memprediksi bahkan melihat dampak bahaya itu sekarang. Budaya luar yang masuk sudah tidak terbendung lagi. Masyarakat kita dapat dengan mudah mengaksesnya. Para remaja hanya duduk di depan komputer dengan mengakses internet bisa melihat apa saja yang mereka inginkan. Hal ini bisa berbahaya jika tidak diimbangi dengan adanya pondasi diri remaja yang kuat. Kita ambil contoh tentang pornografi, tidak hanya orang dewasa atau remaja yang bisa mengakses bahkan sampai anak-anak sekalipun saat ini sudah bisa dan kondisi semacam ini sudah bukan rahasia umum lagi.

Meskipun dampak negatif dalam setiap perkembangan pasti ada, namun dampak positif juga tidak kalah besarnya. Adanya arus komunikasi yang cepat juga memudahkan manusia untuk menyelesaikan pekerjaannya. Kebijakan-kebijakan yang harus cepat diambil bisa segera dilaksanakan dengan adanya informasi yang cepat diterima. Oleh karenanya pekerjaan dimasa yang akan datang menuntut seseorang untuk bisa menguasai IPTEK.
Adanya kebutuhan peningkatan layanan profesional. Seiring dengan tuntunan manusia yang ingin semuanya serba cepat, maka layanan profesional tentang suatu pekerjaan menjadi sebuah tuntutan. Profesional berarti seseorang menguasai suatu keahlian tertentu secara mendalam tidak hanya separo-separo. Ketika saya berbincang-bincang dengan salah seorang teman tentang suatu keprofesionalan teman saya bilang “belajar banyak dari sedikit jauh lebih baik daripada belajar sedikit dari banyak”. Suatu kata-kata yang cukup sederhana namun memiliki makna yang dalam. Belajar banyak dari sedikit artinya kita mempelajari suatu ilmu sampai dengan akarnya, tidak setengah-setengah. Tentunya hasil yang akan kita terima jauh lebih baik. Tetapi kalau belajar sedikit dari banyak artinya kita mempelajari banyak ilmu namun hanya setengah-setengah. Hal ini tidak akan membawa banyak manfaat buat kita ketika nanti kita bekerja. Kita ambil contoh pekerjaan dokter. Berobat ke dokter spesialis biayanya jauh lebih besar dari pada berobat ke dokter umum. Namun dengan biaya yang jauh lebih mahal tidak menyebabkan pasien dokter spesialis menurun bukan? Hal ini dikarenakan pasien membutuhkan ditangani oleh dokter yang profesional, selain itu juga tingkat kepercayaan yang menyebabkan pasien mau membayar mahal.

Berkaitan dengan masalah profesional, maka perlu kita bahas pula tentang profesionalisasi yaitu proses pemantapan profesi sehingga memperoleh status yang melembaga sebagai profesional (Nugroho Notosusanto, dalam Umar). Selanjutnya tahap dalam proses profesionalisasi masih menurut Umar:
1. Penetapan dan pemantapan layanan unik
2. Memiliki standar kompetensi minimal
3. Akreditasi: pengakuan kelayakan suatu program pendidikan pra jabatan
4. Mekanisme sertifikasi
5. Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas dan kebebasan mengambil keputusan
6. Memiliki kode etik, dimana kode ini memiliki fungsi ganda: pertama sebagai perlindungan terhadap masyarakat dan kedua sebagai pedoman peningkatan kualitas.

Sementara menurut Professor Lester Carl Thurow, seorang guru besar dari Sloan Management School, Massachusets Institute of Technology (MIT), Amerika Serikat yang dikutip oleh menteri sekertaris negara M.Hatta Rajasa dalam web setneg.go.id memberikan gambaran langsung dari tantangan yang akan membentuk masa depan. Ketiga kata kunci tersebut adalah: pertama, akan semakin berkurangnya peran sumber daya alam dan buruh sebagai elemen dasar untuk keunggulan suatu bangsa; kedua, akan semakin berkurangnya peran dari kejayaan masa lalu suatu bangsa dalam pertumbuhan bangsa; dan ketiga akan semakin meningkatnya peran dari kreatifitas dan daya inovasi manusia (human ingenuity) sebagai unsur pokok dalam menentukan keunggulan dan keberhasilan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa.

Berbagai macam tantangan dan perkiraan perkiraan tentang kehidupan dimasa depan telah dikemukakan di atas, meskipun hal tersebut belum tentu terjadi secara keseluruahan. Namun arah perkembangan saat ini telah menunjukkan ke arah sana. Berbagai kejadian dimasa yang akan datang itu merupakan hasil dari apa yang dipikirkan dan dilakukan manusia saat ini. Maka pada akhirnya kita akan bertanya “Mau dibawa kemanakah manusia ini?”. Banyak sekali jawaban dari pertanyaan ini orang Islam menyebutnya Rahmatallil alamin, orang Hindu menyebutnya Tri Hita Karana, orang Cina bilang Tao Te Ching namun semuanya memiliki satu inti yakni untuk mencapai kesejahteraan lahir batin bagi semua mahluk.

Berbagai perkembangan yang dilakukan manusia saat ini pada dasarnya juga untuk mewujudkan berbagai macam istilah keagamaan yang disebutkan di atas. Namun dalam kenyataannya apabila terdapat penyalahgunaan akan perkembangan itu bukan merupakan kesalahan dari perkembangan itu sendiri. Tetapi kesalahan dari individu yang menyalahgunakan perkembangan itu. Yang menjadi suatu pertanyaan, Siapa orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan individu? Tentunya kita akan langsung Pendidikan yang bertanggung jawab. Tetapi akan timbul suatu pertanyaan lagi siapa orang yang berada dibalik pendidikan? Jawabnya adalah “Tidak mungkin hanya ada dalam satu lingkungan atau bahkan satu dua orang saja”. Pendidikan adalah suatu proses yang sistematis dan sistemik untuk meningkatkan potensi yang ada pada diri manusia. Dikatakan sistematis karena pendidikan itu saling berkesinambungan dari satu tahapan ke tahapan yang lainnya misalkan SD, SMP dan SMA. Dikatakan sistemik karena pendidikan itu berlangsung dalam segala lingkungan kehidupan manusia yakni keluarga, sekolah dan masyarakat.

Umar dalam bukunya Pengantar Pendidikan memberikan sumbangan pemikirian upaya pendidikan dalam mengantisipasi masa depan:
1. Pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang sanggup menghadapi tantangan zaman baru yang akan datang
2. Pendidikan harus dilaksanakan secara menyeluruh dengan pendekatan sistematis dan sistemik
3. Pembangunan manusia seutuhnya merupakan kunci keberhasilan.

Mari kita bersama-sama mencermati setiap kalimat yang dikemukakan umar tersebut. Pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru untuk menghadapi tantangan masa depan. Jika ditinjau dari pandangan kurikulum, maka pendidikan harus mengembangkan kurikulum secara horizontal maupun secara vertikal. Secara horizontal maksudnya muatan kurikulum yang diajarkan disekolah harus sesuai kehidupan masyarakat yang sesungguhnya. Hal ini dimaksudkan untuk mengakomodasi permasalahan nyata yang terjadi dilingkungan masyarakat sehingga dapat dipecahkan oleh siswa di sekolah. Sehingga sekolah merupakan cerminan kehidupan nyata di sekolah yang didesain untuk proses belajar siswa dalam menghadapi kenyataan hidup dimasyarakat. Secara vertikal maksudnya muatan kurikulum harus bisa menyiapkan siswa untuk menghadapi kenyataan hidup dimasa yang akan datang, karena pendidikan juga dapat didefinisikan proses menyiapkan peserta didik untuk menghadapi masa yang akan datang. Dalam hal ini berarti dibutuhkan suatu kepekaan penyelenggara pendidikan untuk meramalkan kejadian-kejadian yang akan datang berkaitan dengan perkembangan kehidupan. Permasalahan ini berarti menganggap penyelenggara pendidikan memiliki peran yang besar dalam mempengaruhi kehidupan siswa dimasa yang akan datang, seperti yang dikemukakan oleh Michael G. Fullan “Educational change depends on what teachers do and think”.

Pendekatan dilaksanakan secara menyeluruh dengan pendekatan yang sistematis dan sistemik. Uraian mengenai permasalah ini telah dibahas di atas. Sistematis berarti berkesinambungan dan saling berkaitan sementara sistemik adalah berlangsung dalam semua lingkungan pendidikan.

Pembangunan manusia seutuhnya merupakan kunci keberhasilan. Penyalah gunaan dari perkembangan IPTEK dan arus informasi selama ini adalah akibat dari kurang utuhnya aspek-aspek pembangunan manusia. Saat ini banyak kita temukan orang tua bangga jika anaknya diterima di sekolah umum yang terkenal meskipun pengaruh agamanya sangat sedikit atau bahkan tidak ada. Atau malah sebaliknya orang tua bangga apabila anaknya masuk pondok pesantren meskipun tidak mengenyam pendidikan umum. Padahal agama memerintahkan kita untuk menjadi orang yang kuat, dan tidak menggantungkan diri pada orang lain. Sehingga ada pepatah “Orang berilmu tanpa iman bagaikan serigala buas dan orang beriman tanpa ilmu bagiakan macan yang tidak punya taring” barang kali itulah ungkapan yang tepat untuk kehidupan saat ini.

Tentunya kita akan bertanya, Pembangunan manusia seutuhnya itu mencakup aspek apa saja? Pendidikan manusia seutuhnya adalah pendidikan yang mendayagunakan seluruh aspek potensi manusia dari semua lini. Menurut Yulianti dalam Hakekat Pendidikan (Seharusnya) Membentuk karakter menyebutkan aspek pendidikan tersebut yakni: aspek pendidikan agama, aspek pendidikan ibadah, aspek pendidikan akhlak/moral, aspek pendidikan akal/daya fikir, aspek pendidikan sosial kemasyarakatan, aspek pendidikan jasad/fisik, aspek pendidikan kejiwaan, dan yang terakhir adalah aspek pendidikan amal. Aspek-aspek tersebut yang seharusnya dapat kita kembangkan secara seimbang sehingga akan tercipta manusia yang seutunya.

Namun ketika kita mencermati perkembangan remaja saat ini dimana masa-masa remaja adalah masa yang kritis mereka sering mengatakan “kalau hanya bicara memang mudah, tetapi jika melakukannya atau mengalaminya akan sulit” atau bilang “bisanya cuma omong doank”. Itulah kata-kata remaja yang sering kita dengar ketika mereka mendapatkan nasehat. Tetapi hal itu tidak semuanya salah, karena mereka saat ini miskin akan seorang teladan yang dapat mereka jadikan panutan. David Bornstein dalam pengantar bukunya Menggugah Dunia mengatakan “Kita butuh tokoh-tokoh yang mau banyak bicara untuk menggugah kesadaran sekaligus bersedia melakukan kerja nyata. Orang yang kita butuhkan adalah orang yang dapat memberi keteladanan langsung”.

Berdasarkan analisa perkiraan masyarakat dimasa yang akan datang dapat kita pastikan bahwa suatu tingkat persaingan diantara individu akan semakin ketat, sehingga siapa yang peka melihat peluang dialah yang akan menjadi pemenangnya. Mereka yang peka itu adalah mereka yang kreatif. Sedikitnya ada tiga langkah penting yang harus dikedepankan untuk dapat mengakselerasi pengembangan sumber daya manusia yang kreatif:
(M. Hatta Rajasa tentang Menggagas Sumber Daya Manusia Kreatif Dalam Membangun Bangsa Di Masa Depan)

Yang pertama adalah pada aspek individu, yaitu adanya upaya untuk semakin meningkatkan kapasitas pengetahuan masyarakat melalui berbagai program pendidikan dan pelatihan serta perluasan aksesibilitas pada berbagai program pendidikan dan pelatihan tersebut.

Yang kedua adalah aspek koordinasi. Yang dimaksud dengan aspek koordinasi di sini adalah terus memperbaiki koordinasi dan hubungan kerja antara kelembagaan produksi pengetahuan (dalam hal ini perguruan tinggi) dan kelembagaan pengguna pengetahuan (khususnya industri).

Yang ketiga adalah aspek kelembagaan. Ada dua hal penting di sini, yang pertama adalah keberadaan Kelembagaan Perlindungan Hak Cipta dan Hak Intelektual bagi para pencipta dan penemu, serta kemudahan akses bagi para pencipta dan penemu tersebut untuk memperoleh hak-haknya dan yang kedua adalah pranata keuangan yang memberikan akses modal awal (start up capital) kepada para pencipta dan penemu yang berminat untuk mengkomersialisasikan penemuannya

Masih berhubungan dengan persiapan menghadapi masa depan Drs. Slamet Santoso, MT, seorang praktisi dan pengajar Teknologi Informasi jebolan Institut Teknologi Bandung dalam orasinya pada acara wisuda STMIK Ganesha Bandung tahun 2007 yang bertemakan “Kiat Sukses Menghadapi Tantangan Masa Depan” membahas tentang pentingnya suatu motivasi. Motivasi akan mendorong seseorang untuk terus melakukan pemikiran dan tindakan itulah yang akan membuat manusia menjadi berhasil. Dia mengingatkan tentang perjuang Thomas Edison yang menemukan bola lampu sampai mengalami percobaan hampir seribu kali tetapi Thomas tidak kenal lelah. Begitu pula tentang perjuangan Newton dalam menemukan hukum gravitasi. Motivasi itulah yang perlu dikembangkan untuk mencapai kesuksesan.

Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk meningkatkan motivasi dalam diri kita:
1. Pengaruhi pola pikir kita bahwa apa yang kita lakukan saat ini pasti akan digunakan dimasa yang akan datang. Ibaratnya kita akan melakukan perjalanan jauh menggunakan kendaraan pasti akan membutuhkan banyak bahan bakar, bagaimanapun juga kita akan berupaya mendapatkan bahan bakar itu.
2. Yakinkan diri kita bahwa apa saja yang kita kerjakan saat ini kita pasti bisa mencapainya. Pengalaman masa lalu yang buruk akan mempengaruhi pekerjaan yang sedang kita lakukan sekarang.
3. Lihat orang lain yang telah berhasil dan fikirkan ketika orang lain bisa melakukannya kenapa kita tidak?
4. Pikirkan orang-orang yang paling kita cintai ketika kita melakukan suatu pekerjaan, mereka memiliki suatu harapan pada kita dan kita pasti ingin memenuhi harapan itu. Anggap mereka akan bangga ketika mereka tahu pekerjaan yang kita lakukan berhasil
5. Tanamkan suatu pemikiran dalam diri kita bahwa kesempatan tidak akan datang dua kali. Sehingga ketika kita melakukan suatu pekerjaan kita akan melakukannya sebaik mungkin
6. Tentunya masih banyak lagi yang lainnya.

Setelah kita mempelajari banyak tentang perkiraan masyarakat dimasa depan, maka dimasa depan kita dituntut untuk:
1. Memiliki kemampuan untuk menyesuaikan diri
2. Memanfaatkan peluang globalisasi
3. Memiliki wawasan memadai tentang IPTEK
4. Bekerja secara profesional
5. Selektif dalam arus informasi

Kemudian Teori Konstruktivisme mengungkapkan tentang manusia masa depan yang diinginkan yakni:
1. Memiliki kepekaan baik IQ maupun EQ
2. Memiliki kemandirian
3. Memiliki kemampuan berkolaborasi
4. Memiliki tanggung jawab

4 hal yang harus dikembangkan pada peserta didik menurut Umar adalah:
1. Kemampuan mengantisipasi (anticipate)
2. Kemampuan dan sikap untuk mengerti dan mengatasi (cope)
3. Kemampuan mengakomodasi (accommodate)
4. Kemampuan mereorientasi (reorientet)

Demikian pemaparan tentang Perkiraan Dan Antisipasi Terhadap Masyarakat Masa Depan yang dapat saya sampaikan. Dan marilah kita mempersiapkan diri kita mulai dari sekarang untuk menghadapi kehidupan dimasa yang akan datang karena pasti akan kita lalui.

Wassalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

Daftar Pustaka:

Bornstein, David. 2006. Mengubah Dunia. Jakarta: Nurani Dunia.
Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rhineka Cipta.
Rajasa, M. Hatta. 2008. Menggagas Sumber Daya Manusia Kreatif Dalam Membangun Bangsa di Masa Depan. www.setneg.go.id
Redaksi. 2007. Kiat Sukses Menghadap Tantangan Masa Depan. www.pelitanews.com
Salim, Emil. 1995. Tantangan Pendidikan di Masa Depan. SKK Warta UI No.66 TH XVII September 1995. www.rani-gracias.blogspot.com
Sitao Communiti. 2008. Hidup dalam Persaingan. www.Sitao.com
Tirtarahardja, Umar. 2005. Pengantar Pendidikan. Jakarta: Rhineka Cipta.
Yulianti. ------. Hakekat Pendidikan (Seharusnya) Membentuk Karakter. Unpad
  • RSS
  • Delicious
  • Digg
  • Facebook
  • Twitter
  • Linkedin
  • Youtube
  • Unordered List

  • Categories